Speech of Director PT OTOMAN INDONESIA

Speech of Director PT OTOMAN INDONESIA

PT. OTOMAN INDONESIA is proud to provide services and integration for the advancement of the world of aviation in Indonesia. We are ready in the era of modernization and progress in the field of Indonesian Aviation. We are always with stakeholders both Regulators, Operators, and Integrators in this case the Ministry of Transportation and the Directorate of Air Transportation, Directorate of Air Navigation, AIRNAV Indonesia, Transportation, NTSC, Airline and all stakeholders of the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia.

Managing Director

PT. OTOMAN INDONESIA

Sambutan Direktur Utama

PT. OTOMAN INDONESIA dengan bangga memberikan layanan dan integrasi untuk kemajuan dunia penerbangan di Indonesia. Kami siap di era modernisasi dan kemajuan di bidang Penerbangan Indonesia. Kami senantiasa bersama stakeholder baik Regulator, Operator, dan Integrator dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan Direktorat Perhubungan Udara, Direktorat Navigasi Udara, AIRNAV Indonesia, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, KNKT, Maskapai Penerbangan, dan seluruh stakeholder Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Direktur Utama

PT. OTOMAN INDONESIA

BoD OTOMAN

SEJARAH NAVIGASI PENERBANGAN

Tahun 1922 setelah terjadi insiden kecil (minor collision) di Bandara Croydon, London, pihak DGCA Inggris mengeluarkan Notam 62/1922 yang isinya memberitahukan kepada Pilot yang akan berangkat untuk mendapat urutan keberangkatan dan sinyal sebagai ijin take off dari ‘controller’. Sinyal ini adalah lambaian bendera merah. Segera setelah ditemukan bahwa bendera ini tidak dapat terlihat pada beberapa tempat Croydon karena memiliki slope miring pada satu sisi, posisi bendera ini dipindahkan ke salah satu balkon pada gedung tertinggi.

Pada bulan Juli 1922 di Croydon dibangun sebuah tempat observasi yang sekelilingnya bermaterial kaca. Bangunan ini sebenarnya dimaksudkan untuk mentest arah peralatan komunikasi wireless. Selanjutnya, ‘tower’ ini menjadi pusat komunikasi bagi seluruh penerbangan di bandara Croydon. Sang operator menusukkan pin pada peta yang tersedia tidak lama setelah menerima laporan posisi pesawat, dan berdasarkan perhitungannya sendiri, menjalankan pin tersebut sesuai dengan rute pesawat yang bersangkutan. Apabila diperkirakan 2 pesawat akan saling melewati, sang operator akan menginformasikan hal tersebut kepada pilot. Inilah lahirnya ‘Advisory Service’ yang pertama.

Selanjutnya pada Notam 109/1924 mengenai peraturan untuk take off berbunyi “When the aircraft is visible from the control tower, permission to depart will be given from the tower…”. Inilah pertama kali terminologi control tower dipakai.

tahun 1926 sistem pengendalian lalu lintas udara mendapat nama baru yaitu Wireless Traffic Control dan petugasnya disebut Control Officers. Mulai saat itu terminologi ‘control’ secara resmi digunakan, tetapi hubungan Pilot/Controller masih berupa gentlements agreements. Hal ini berubah pada tahun 1927 dimana disepakati bahwa controller tidak hanya menginfo pilot mengenai keberadaan traffic lain, tetapi berhak memberikan arah terbang (direction) untuk menghindari traffic lawan. Company Profile Company Profil Perusahaan PT OTOMAN INDONESIA.

Jadi siapakah air traffic controller pertama di dunia? Jika melihat pada salah satu prinsip tugas air traffic control yaitu menjaga keselamatan pesawat terbang di bandara dan sekitarnya, sekiranya sah-sah saja jika menyebut Wilbur Wright sebagai air traffic controller pertama dunia. Dan Orville Wright menjadi yang kedua.

Karena sementara Orville Wright melakukan 12 detik penerbangan pertama dalam sejarah manusia pada tanggal 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, California, Wilbur Wright melakukan apa yang mungkin saat ini kita sebut sebagai ‘operational watch’. Company Profile Company Profil Perusahaan PT OTOMAN INDONESIA.

 

Untuk dapat take off pada kecepatan 20 mil/jam, Wilbur berlari mengikuti pesawat terbang pertama dunia itu sambil memegang wingtip-nya dan menyeimbangkan pesawat tersebut sampai airborne. Kemudian Wilbur memperhatikan dengan sangat seksama penerbangan tersebut sampai akhirnya Orville mendarat kurang lebih 120 feet didepannya. Selanjutnya saat Wilbur bertindak sebagai pilot, dan terbang selama 59 detik, giliran Orville Wright yang memperhatikan penerbangan yang dilakukan saudaranya dengan seksama sampai akhirnya mendarat 852 feet didepannya!. Company Profile Company Profil Perusahaan PT OTOMAN INDONESIA

 
Company Profile PT OTOMAN 2019